Oleh: Muhammad Ihza (PK IMM FAK FARMASI UM BANJARMASIN)
Sobat Diskuser, hari ini kita akan sedikit bercerita tentang ketidaksengajaan saya yang menemukan fakta-fakta menarik terkait remaja atau mungkin boleh disebut pemuda-pemudi yang ternyata belum menentukan tujuan hidup mereka. Atau mungkin kita sendiripun belum menentukan arah masa depan yang ingin kita capai?
Jika kita mengamati firman Allah Ta'ala yang berbunyi:
ÙˆَÙ…َا Ø®َÙ„َÙ‚ْتُ الْجِÙ†َّ ÙˆَالْØ¥ِÙ†ْسَ Ø¥ِÙ„َّا Ù„ِÙŠَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku”.
(QS. Adz Dzariyat: 56).
Maka kita akan menyadari bahwa kita diizinkan oleh Allah untuk hidup ke alam dunia agar mengabdikan diri kita kepada Allah semata. Allah SWT. memberikan isyarat yang termaktub didalam firman-Nya agar setiap manusia dan jin yang diciptakan hanya untuk menyembah kepada Allah dan jangan sekali-kali menyekutukan Allah. Jika ada manusia yang menyekutukan Allah, maka Allah telah memberi peringatan lewat firman-Nya:
ÙˆَÙ„َÙ‚َدْ Ø£ُÙˆØِÙ‰َ Ø¥ِÙ„َÙŠْÙƒَ ÙˆَØ¥ِÙ„َÙ‰ ٱلَّذِينَ Ù…ِÙ† Ù‚َبْÙ„ِÙƒَ Ù„َئِÙ†ْ Ø£َØ´ْرَÙƒْتَ Ù„َÙŠَØْبَØ·َÙ†َّ عَÙ…َÙ„ُÙƒَ ÙˆَÙ„َتَÙƒُونَÙ†َّ Ù…ِÙ†َ ٱلْØ®َٰسِرِين
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, "Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.’” (QS. Az-Zumar [39]: 65)
Baik kawan-kawan, kita tidak akan membahas detail mengenai "Syirik" pada tulisan kali ini. Tetapi kita akan fokus pada Surat Adz-Dzariyat ayat 56 yang saya cantumkan sebelumnya.
Kawan-kawan, ternyata tidak sedikit diantara siswa-siswi tingkat SMA masih belum mencari tau atau belum menemukan arah hidup mereka. Ada jawaban menarik dari seorang remaja ketika saya bertanya "Kamu mau jadi apa?" lalu dijawab dengan lugas "Saya mau jadi orang kaya". Tetapi ketika saya tanya apa saja yang sudah dia lakukan sejak sekarang untuk mencapai tujuan mulia tersebut, dia tersenyum bisu seolah bingung ingin menjawab apa.
Kawan-kawan, pada dasarnya setiap manusia selalu memiliki keinginan yang banyak. Ingin kaya, uang berlimpah, memiliki rumah mewah, mobil sport, taman indah, dan segala macam keinginan-keinginan dunia yang tiada habisnya. Tetapi tidak sedikit diantara mereka tidak mencari tau cara meraih apa yang mereka inginkan.
Ini menjadi latar belakang mengapa saya sangat ingin menulis untuk menyampaikan sebuah pemikiran yang mungkin cukup sederhana tetapi bisa mengubah cara berpikir kita agar dapat menentukan arah tujuan hidup didunia tanpa melepaskan esensi ibadah kepada Allah SWT.
Masih saja banyak muslim yang menganggap bahwa ibadah hanya sebatas sholat, puasa, zakat, haji, dan beberapa amalan yang menggambarkan peribadatan mutlak kepada Allah SWT. Padahal, guru-guru kita sering mewasiatkan kebaikan-kebaikan yang bisa dilakukan oleh setiap insan untuk mendapatkan manfaat bukan hanya dunia namun juga akhirat.
Saya tertarik dengan pernyataan Ustadz Abdul Somad, salah seorang tokoh dakwah/ulama yang terkenal di Indonesia bahkan di beberapa negara yang saya kutip dari Republika.co.id beliau mengatakan, "Kalau niatnya karena Allah pedagang tak akan curang dalam timbangan, petani tak akan bermalas-malasan. PNS, pejabat, tak akan korupsi, tak akan selewengkan uang rakyat walaupun tak ada yang melihat,". Beliau mengatakan ini saat mengisi pengajian di Masjid Az Dzikra, Sentul, Bogor, Ahad (4/3).
Segala aktivitas manusia (terutama muslim) yang diniatkan karena Allah SWT. akan menjadi modal untuk "menyogok" Allah SWT. Seolah-olah kita mengatakan "Duhai Allah, sungguh aku melakukan amalan ini dan itu karena aku percaya Engkau sedang melihatku, Engkau mengawasiku, Engkau mendengarku, Engkau mengetahui apa-apa yang aku lakukan, maka tolong beri aku pahala dan ridhoilah aku"
Dalam kesempatan ini, saya akan membuka pikiran kawan-kawan mengenai pentingnya menentukan target hidup mengenai pencapaian yang harus kita siapkan dari sekarang.
Kawan-kawan, percayalah bahwa segala hal tidak bisa kita dapatkan dengan instan. Jika kita ingin mengenakan pakaian, tidak mungkin pakaian itu akan terbang sendiri untuk mendatangimu lalu otomatis terpasang rapi ditubuhmu. Tentunya kamu harus membuka lemari terlebih dahulu, memilih pakaian mana yang akan dikenakan, mengambilnya, lalu kamu kenakan ditubuhmu. Bahkan jika pakaian tersebut terlihat tidak rapi, kamu harus menggunakan tenaga untuk menyetrika pakaian tersebut. Ini adalah bayangan sederhana dari perilaku manusia sehari-hari. Artinya, bahkan untuk mengenakan pakaian saja kita harus membutuhkan waktu dan tenaga. Apalagi jika kita berkeinginan menjadi orang sukses, karir cemerlang, jabatan tinggi, kaya raya, harta berlimpah dan sebagainya. Namun tidak tau prosesnya? Maka, kita harus menentukan target hidup kita dari sekarang!
Kita perlu mencari tau minat dan bakat yang bisa kita kembangkan. Jika bercita-cita menjadi Guru Matematika, maka dari sekarang tekunlah belajar matematika. Cukupilah diri dengan sering latihan matematika lewat soal-soal ganda atau essay. Perbanyak membaca hal-hal yang mengasah otak atau tontonlah tontonan yang akan membuat otakmu bekerja. Lalu jika kamu kuliah, ambil jurusan Keguruan Matematika dan berkompetisilah untuk mendapatkan nilai terbaik. Uji dirimu dengan kawan-kawan yang lain dan dapatkan beasiswa. Luluslah dengan IPK terbaik sesuai usaha maksimal yang telah kamu kerahkan. Maka percayalah, kamu tidak akan kesulitan menjadi Guru Matematika karena seluruh instansi pendidikan yang membutuhkan Guru Matematika akan mencari orang-orang terdidik sepertimu.
Ini salah satu kasus yang saya paparkan agar kawan-kawan bisa mengerti. Dari sekarang, mari kita tentukan alur perjuangan kita mau dimulai dari hal apa. Urutkan dengan baik hingga kita mampu mencapai tujuan kita. Dan catatan untuk kita semua, niatkanlah semuanya karena Allah SWT. Agar setiap amal atau usaha kita dinilai sebagai ibadah disisi Allah SWT.
0 Comments