dpdimmkalsel.com - Sejak kali pertama Islam hadir di muka Bumi ini, telah melewati beberapa zaman dengan identitas masing-masing zaman yang beranekaragam.
Mulai dari awal mulanya Islam tumbuh yakni zaman ketika masyarakat Arab masih terjebak pada jaring jahiliah, kemudian memasuki zaman pencerahan masa Rasulullah Saw, zamannya para sahabat, lalu zaman berjayanya kerajaan-kerajaan Islam di dunia, hingga hari ini kita sampai dititik yang mana segala sesuatu serba terkoneksi melalui jejaring internet.
Islam di Indonesia
Seperti yang tertera di buku sejarah, bahwa Agama Islam masuk ke Indonesia pada awal mulanya secara berangsur-angsur dan dengan cara damai.
Islam pun memasuki seluk relung masyarakat lokal Indonesia lewat beragam cara, mulai dari membina ikatan keluarga lewat pernikahan, lewat seni kedaerahan, adaptasi dari budaya dan tradisi masyarakat adat, kemudian mempunyai tempat tersendiri di hati masyarakat, hingga akhirnya diterima dengan sukarela oleh penduduk secara berangsur-angsur.
Kita pun sekarang Hidup di zaman follow and follow back, yang mana pengaruh seorang influencer menjadi sangat vital dibuatnya terlebih lagi followers fanatik pengikut setianya.
Jika seseorang tidak memiliki pegangan yang teguh atas pendiriannya dan tidak berlandaskan kepada Al-Qur'an dan As-sunah maka prinsip hidupnya akan terpengaruh oleh hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam. Kekuatan pengaruh dari ideologi yang berkembang bebas di dunia Maya rentan sekali hinggap dan merasuki tubuh kita.
Keterasingan Islam
"Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntungnlah orang yang asing” (HR. Muslim no. 145)
Hadis di atas menjelaskan bahwa Islam turun ke muka bumi ini secara terasing dan akan berakhir secara terasing pula, namun satu hal yang pasti bahwa keberadaan Islam di dunia ini tak akan pernah hilang. Hingga akhir zaman umat Islam akan tetap eksis di muka bumi ini.
Bahkan, Lembaga Riset dan penelitian, Pew Research Center yang berkantorkan di Amerika Serikat menyebutkan pada tahun 2070 Islam menjadi agama yang paling banyak pemeluknya.
Saat ini, Islam berada di peringkat kedua dengan jumlah pemeluknya sebanyak 1,59 miliar jiwa. Atau sekitar 23% dari total populasi dunia. Jumlah muslim diperkirakan akan terus bertambah naik hampir dua kali lipat. Dengan perkiraan mencapai 2,7 miliar muslim pada 2050, ini akan menjadikan 29% penduduk dunia nantinya adalah orang Islam.
Hasil Riset di atas menunjukkan Bahwa kita tak perlu khawatir Islam akan dihilangkan oleh oknum-oknum tertentu. Akan tetapi yang perlu kita perhatikan adalah apakah pemeluk pemeluk Islam yang sebegitu banyaknya, baik di masa kini maupun yang akan datang sudah menjalankan Syari'at Islam dengan sebenar-benarnya ?
Bukan Agama Nenek Moyang
Perlu kita sadari bersama-sama bahwa agama Islam bukanlah agama yang mengajarkan tentang apa apa saja yang nenek moyang kita lakukan mesti dilakukan juga oleh kita. Sebab kita berpatokan hanya kepada Al-Qur'an dan As-sunah bukan perkataan atau kebiasaan para leluhur, orang alim dan sebagainya. Kalaupun kebiasaan itu bagus pastikan apakah yang kita kerjakan sudah sesuai dengan Al-Qur'an atau setidaknya pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw.
Agama Islam adalah agama yang berasal dari Allah dan disebarkan oleh nabi Muhammad SAW ke bumi melalui perantara malaikat Jibril untuk memberi peringatan tentang adanya Yaumul Qiyamah. Bukan agama turun temurun dari nenek moyang apalagi melaksanakan ibadah tanpa ada dasar dan dalil yang jelas.
Masyarakat kita Indonesia memang kental dengan tradisi dan adat istiadatnya, salah satu tradisi dan budaya yang sering dilakukan serta bertentangan dengan ajaran Islam adalah terlalu melebih-lebihkan status kepopuleran seseorang atau bahkan mengkultuskan alim ulama yang sudah meninggal.
Kita harus jeli melihat situasi jangan asal ikut-ikutan seperti kebanyakan umat lainnya, sebagai seorang pemuda juga kita harus bisa mengedukasi masyarakat terdahulu agar tak asal ikut-ikutan dan komentari sana sini tanpa adanya landasan yang kuat.
Seribu zaman
Kini zaman sudah semakin maju, maka perkembangan dan hasutan juga akan terus semakin canggih. Entah nantinya zaman seperti apa lagi yang akan datang, pastinya kita harus bisa membaca zaman dan memilah mana yang baik dan mana yang buruk serta mana yang samar-samar karena bisa jadi sesuatu itu terlihat baik tapi sebenarnya buruk.
Umat Islam seribu zaman,
Kita tak boleh membiarkan zaman menggerogoti tubuh Islam, justru kitalah yang harus menjinakkan zaman.
Penulis: Muhammad Yahya
Asal : PC IMM Kota Banjarbaru
0 Comments