OPINI: Bumi Pemimpi(n)

Oleh: Muhammad Yahya; Sri Wahyuni

dpdimmkalsel.com - Bumi pemimpin adalah tempat bertemunya para pemimpin yang mana mereka sama-sama mempunyai tanggungjawab dalam memimpin, dikumpulkan pada bumi yang sama karena keberanian menjalankan amanah oleh orang yang telah mempercayakan jabatan kepadanya serta tidak lari dari tanggungjawab yang dipercayakan kepadanya.

Semua Orang adalah Pemimpin

Dari Ibnu Umar RA dari Nabi SAW sesunggguhnya bersabda: Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin atas anggota keluarganya dan akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri adalah pemimpin atas rumah tangga dan anak-anaknya dan akan ditanya perihal tanggungjawabnya. Seorang pembantu rumah tangga adalah bertugas memelihara barang milik majikannya dan akan ditanya atas pertanggungjawabannya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya atas pertanggungjawabannya (HR. Muslim).

Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim di atas, bahwa setiap dari kita adalah pemimpin tanpa terkecuali. Baik itu pembantu rumah tangga, penghuni rumah, maupun sang pemilik rumah, masing-masing di antara mereka adalah pemimpin. 

Terkadang banyak manusia yang belum memasuki bumi pemimpin ini, mereka malah terjebak dalam bumi pemimpi yang keberadaannya hanya berhalat beberapa langkah dengan bumi pemimpin. Ilusi optik yang memisahkan mereka terbuat dari rasa malas, keluh kesah dan ingin menghindar dari tanggung jawab. padahal tanpa mereka sadari, mereka juga merupakan bagian dari bumi pemimpin itu sendiri bahkan sejak lahir.

Apa bedanya pemimpi dengan pemimpin

Pemimpi dengan Pemimpin, keduanya sama-sama memiliki harapan yang baik untuk kedepannya mempunyai visi misi dan tujuan untuk menata keadaan menjadi lebih baik, namun letak perbedaan antara keduanya adalah dari sisi realisasi harapan tersebut.

Pemimpi dalam konteks tertentu hanya memimpikan dan memikirkan tanpa ada komunikasi dan gerakan, sedangkan pemimpin itu bukan hanya bermimpi dan berpikir namun juga bergerak dan menggerakkan.

Mimpi terkadang membuat kita berharap tinggi, mengkhayal sesuatu yang belum tentu pasti. Mimpi hanyalah mimpi jika kita tidak bergerak dan bangun untuk mewujudkan.

Pemimpi mempunyai harapan besar untuk mencapai masa depan namun dalam konteks hayalan berbanding dengan pemimpin yang dia juga sebagai pemimpi namun tidak diam hanya untuk meratapi angan. Sejatinya manusia memusatkan diri pada kemampuannya bukan untuk mencari cara mengubah kelemahan pada dirinya. pemikiran seperti ini membuat kita berpikir kalau kita tidak bisa apa apa karena ketiadaan bakat pada diri kita, kita tidak berpikir bagaimana upaya mengubah kelemahan pada diri menjadi kekuatan dan strategi.

Kita terbawa arus bersama halusinasi sehingga sulit untuk bangun dan merubah diri. Mimpi bukanlah jawaban untuk perubahan tapi justru itu adalah alasan dibalik ketidakmampuan.

Pemimpin dan tanggung jawabnya

Memang problem warga pribumi Indonesia ini sudah sangat kompleks, selama kurang lebih 350 tahun bangsa asing menduduki dan menjajah bangsa kita, pastilah ada warisan yang ditinggalkan. Salah satu yang diwariskan nya kepada kita, cucu dari nenek moyang kita adalah masih melekat nya jiwa "budak" dalam tubuh yang menjalar sampai ke darah daging. "budak" yang tidak berani memikul tanggung jawab besar dan hanya menjadi beban bagi masyarakat, rasa rasanya ini masih ada dalam masyarakat kita terlebih lagi pada pemuda.

Berani bertanggungjawab, kata yang sering kita temui dan kita ucapkan sejak kecil namun ketika besar kata ini hanya menjadi bayang-bayang dibelakang kita. Kita berusaha Lari dari bayangan tersebut tetapi tak bisa, kita berjalan menjauh dari tanggungjawab yang sudah dipikul, bahkan seolah-olah tidak mempunyai tanggungjawab terhadap amanah yang telah dipercayakan kepada kita.

Buya Hamka dalam buku Pribadi Hebat mengatakan bahwa banyak orang yang dapat memikul suatu tanggung jawab mengelak dari tanggung jawab dan orang yang sebetulnya tidak dapat menyempurnakan tanggung jawabnya justru berkejaran dan memperebutkan tanggung jawab itu. Keduanya itulah "semangat budak" yang masih melekat dan belum hilang dari bangsa pribumi seperti kita.

Benar kiranya bila saya katakan bahwa bangsa kita masih berada di pertengahan antara Bumi pemimpi dan Bumi Pemimpin. Masih banyak yang berjiwa pemimpin namun tak sedikit pula yang masih memiliki tekat dan semangat budak dari pemimpi. 

Kini, Saatnya Kita

Sudah sepatutnya kita generasi yang jadi harapan bangsa untuk bangun dari mimpi panjang yang menenangkan, bukankah katanya generasi muda saat ini suka dengan tantangan, suka dengan hal baru yang sifatnya memberikan kepuasan. Pola pikir atau kerangka berpikir yang tepat adalah kunci untuk memahami kekuatan pada diri.

Kita berpikir keras bagaimana nanti masa depan kita, kita merangkai bagaimana nanti kita dewasa, kita juga berangan apakah kita sukses diwaktu muda, itu semua hanya mimpi bagi kalian yang hanya memposisikannya sebagai ilusi bukan pada aksi. jangan diam dan meratapi ini bukanlah tentang ketidakmampuan dan ketidakberdayaan, kita semua punya potensi dan kekuatan yang kita miliki kerahkan semuanya, bangun dan lihatlah dunia sedang menanti kita untuk menjadi nyata, matahari pun menunggu kita untuk menyapanya. jadikan semua proses ini sebagai bahan dasar dalam kemajuan.

Maka dari itu kita sebagai kader IMM yang sudah menjalani prosesi bai'at ketika Darul Arqam Dasar mesti sudah paham betul makna dari tanggung jawab, sebagai pemuda kita juga harus menjadi garda terdepan dalam membangun generasi yang berani dan bertanggung jawab.

Bukan maksud kami untuk menggurui, tetapi kodrat kita sebagai manusia memang sudah mengharuskan kita untuk saling mengingatkan. Penulis disini juga sudah barang tentu sering melakukan kesalahan dan ingin lari dari tanggungjawab, akan tetapi lucu sekali jika seandainya kita hanya menuruti ego dan ambisi pribadi, laju perkembangan bangsa ini akan tersendat mandek di posisi kediaman para pemimpi. Sebab Dunia masih memerlukan kita, dan Allah selalu melihat perjuangan hamba-nya yang bekerja dalam ikhlas.


Salam pena

Tetap Anggun dalam Moral, Unggul dalam Intelektual,
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul khairat

Post a Comment

0 Comments